jump to navigation

Gak ada engkolnya? August 25, 2011

Posted by andre455 in Otomotif.
Tags: , ,
trackback

Pernah dengar ini gak?
“Saya pengen beli motor **** tapi kok gak ada kick starter/engkolnya? Gimana kalau nanti kehabisan aki…?”
Sepertinya masih banyak orang yang gamang menyikapi motor tanpa engkol. Uniknya sikap ini ditemukan juga pada rider2 muda yang notebene lebih terbuka pada teknologi baru. Kalau nubi boleh mengklasifikasikan sbb:

  1. Sama sekali tidak terima motor tanpa engkol dan tidak merasa perlu mencari referensi.
  2. Sudah cukup referensi, tetap tidak mau pakai motor tanpa engkol.
  3. Bersedia menerima perubahan tapi masih bimbang, kurang referensi.
  4. Gak ambil pusing, gak ada engkol, so what?
  5. Sudah cukup referensi, siap pakai motor tanpa engkol.

Menurut nubi, imho, masalah engkol adalah masalah mindset. Adanya engkol – yang umumnya diaplikasikan pada motor dengan kompresi rendah – dianggap sebagai item yang wajib hadir di setiap motor. Umumnya kekhawatiran yang timbul adalah jika motornya tidak mau start karena aki habis, bagaimana kalau gak ada engkol?

Dari pengalaman nubi sendiri sewaktu menunggang Tiger dan Scorpio, bisa dikatakan tidak pernah sama sekali memakai engkol kaki. Kenapa? Pertama, berat lho starter dengan engkol apalagi motor2 itu tadi. Kedua, aki motor tidak habis secara tiba2, ada indikasi2 awal, misalnya perlu distarter lebih dari sekali pada suhu mesin normal. Kalau indikasi awal muncul, seperti halnya indikasi kerusakan lainnya, segeralah merespons. Beli aki baru, beres.

Sekalinya terpaksa berurusan dengan engkol adalah pada satu kejadian dengan Tiger Revo CW 2007 nubi. Mesin tidak mau starter elektrik, kondisi aki bagus, terbukti dengan semua lampu berfungsi normal dan bunyi dinamo starter yang menyalak galak. Starter engkol sampai kaki pegel juga gak mau nyala. Masalahnya ternyata ada di suplai bensin, Karena nubi gak paham mesin, nubi pangil motor langganan ke rumah, utak atik sebentar, test dengan starter elektrik, langsung greng. Selepas kejadian itu, engkol kembali tidak pernah disentuh. So pada kasus itu nubi berharap pada engkol dan ternyata ada atau tidak adanya engkol tidak berpengaruh. Jadi engkolnya relatif tidak pernah dipakai.

Teknologi bergerak maju dan cenderung memudahkan pengguna, bukan sebaliknya. Teknologi engkol pernah dianggap teknologi yang mumpuni karena menjawab kebutuhan pengguna untuk starter yang lebih mudah.

Kalau sampai naksir motor tertentu tapi gak ada engkolnya, bisa dikatakan bahwa teknologi pendukung pada motornya memang sudah siap. Pada motor dengan kubikasi lebih besar dan dengan kompresi tinggi. ketiadaan engkol menjadi mutlak, karena tidak memungkinkan lagi.

Pasar motor di Indonesia yang didominasi oleh motor dengan kubikasi relatif kecil, 100 – 135 cc, secara tidak langsung mempengaruhi mindset konsumen. Karena setiap motor baru di kelas itu diluncurkan, bisa dipastikan ada engkolnya. Lebih lagi  engkol ini juga ditemukan masih menempel pada kelas motor 200 – 225 cc. Jadi kalau motor2 baru masih pakai engkol, lalu muncul motor tanpa engkol malah menimbulkan tanda tanya, jangan2 motornya cacat, hehe.

Comments»

1. jakatimur - August 25, 2011

hmmm… kedepannya ada motor tanpa setang.. 😀

2. ipanase - August 26, 2011

wiwkwkwkwkwk, moge pake engkol???wkwkwk, MROTOL kakinya

3. setia1heri - August 26, 2011

klo balapan motor2 GP itu ada engkolnya gak yach?

4. Zukro - August 26, 2011

lah motorku malah ga punya electric starter 😛

5. shogun110tromol - August 27, 2011

mobil juga dulu punya engkolan, trus dari taun 60an udah ngga lagi tuh, pake electric smua :mrgreen:


Leave a comment