jump to navigation

The Journey – Stage 1, Jakarta – Salatiga April 17, 2013

Posted by andre455 in Otomotif.
Tags: , , , , ,
trackback

Tulisan ini adalah bagian ketiga dari “The Journey”, untuk bagian pertama silahkan mampir disini.

Stage 1: Jakarta – Cirebon – Semarang – Salatiga

Seperti biasa kami berdua berkumpul di Shell Pemuda pk 5.00 dini hari 4 April 2013. Setelah mengisi full bensin dan mengecek perlengkapan, kamipun berangkat. Waktu menunjukkan pk 5.26, kami bergegas menuju Bekasi via jalur Kalimalang yang sudah mulai ramai dengan kendaraan yang bergerak ke arah Jakarta. Motor2 kami rasanya bekerja dengan baik, cuaca bersahabat, all good.

Kami sudah melewati Karawang dan matahari sudah tidak lagi malu2, namun kami masih bisa merasakan kesejukan udara pagi hari. Hal yang disayangkan adalah polusi knalpot dari kendaraan2 truk dan bus yang kadang2 keterlaluan. Traffic cenderung padat menjelang memasuki kota2. Yang asyik adalah ketika kami melewati jalur Teluk Jambe yang merupakan jalur favorit kami. Jalur ini relatif lurus dan sepi, jadi bisalah sprint sedikit, pisss

10.22 dan tidak terasa kami sudah mencapai check point pertama kami, Cirebon! Belum waktunya makan siang namun perut sudah terasa kosong, karenanya kami segera mampir ke sebuah rumah makan yang cukup ramai dengan menu khas kota ini, empal gentong + sate kambing muda!

Aaaah, belum pernah empal gentong terasa senikmat ini… #cegukan. Dengan perut kenyang dan hati senang, halah, kamipun melanjutkan perjalanan, menyusuri jalur utara pulau Jawa ke arah Semarang. Pada beberapa ruas jalan kami menemukan adanya perbaikan jalan sehingga seringkali kami harus berbagi jalur dengan kendaraan dari arah yang berlawanan. Kami juga menemukan bahwa tidak semua permukaan jalan pada jalur yang kami lewati beraspal mulus. Seringkali ada lobang2 ditengah jalan. Adalah penting untuk tetap waspada dan menjaga kecepatan pada level yang aman. Kami juga mencatat bahwa kondisi jalan menjelang kabupaten Brebes dan selepasnya adalah cukup buruk. Berbeda dengan kondisi jalan di wilayah Tegal yang relatif mulus. Traffic cukup ramai dan cuaca sangat cerah.

Di kota Pekalongan kami sempatkan untuk beristirahat sambil minum teh segar. Cuaca sudah mulai berubah menjadi mendung. Maka kamipun bersiap dengan tambahan jas hujan.

Kami juga melewati area Alas Roban, cuaca sedikit gerimis. Jalur legendaris ini cukup ramai dilewati oleh kendaraan berat yang berjalan pelan menyusuri tanjakan Alas Roban. Pohon2 jati masih cukup banyak berjajar di sis kiri dan kanan jalan, namun seingat nubi sudah tidak lagi selebat dulu. Udara segar di area ini juga berkurang drastis karena banyaknya polusi yang disumbangkan oleh kendaraan yang lewat setiap harinya. For old time sake, kami sempatkan melipir di Alas Roban. Namun kami tidak bisa lama2, waktu sudah menunjukkan pk 16.05 dan cuaca gerimis. Kami harus bergegas kalau kami tidak mau terlalu malam sampai di Salatiga.

Kami hampir sampai di kota Semarang dan matahari masih belum terbenam, traffic padat sekali dan karenanya kami memutuskan untuk mengikuti petunjuk  jalur alternatif menuju Salatiga. Pada jalur ini nubi sempat ‘terpaksa’ melewati lubang yang cukup dalam dan lebar, dan akibatnya adalah box E20 nubi lepas dari baseplate-nya! Edan! Untungnya box hanya lecet dibagian atas dan tidak ada yang rusak pada kaitan baseplate. Box bisa dipasang lagi dengan aman. Lanjut!

Seterusnya sekalipun jalannya lengang, namun relatif sempit dan tidak mulus. Penerangan minim plus hujan, untungnya petunjuk jalan cukup jelas, sampai akhirnya kami kembali sampai di jalur utama. Jalan relatif mulus namun macet luar biasa di kota Bawen! Ternyata ada pekerjaan perbaikan jalan sehingga kami harus berbagi jalur dengan kendaraan berlawanan arah. Butuh perjuangan cukup lama untuk akhirnya bisa keluar dari kemacetan dan kembali tancap gas menuju Salatiga yang sudah semakin dekat.

20. 24 dan akhirnya kami sampai di kota Salatiga, kota dimana nubi sempat melalui masa kecil nubi, cuaca gerimis. Kami segera melipir ke Jalan Mawar, tempat kami akan menginap semalam. Disana sudah menunggu kerabat kami, Mas Arso, pemilik dan pengelola Warung Joglo Bu Rini. Senangnya bertemu dengan saudara2 terkasih di rumah ini setelah sekian lama tidak jumpa. Kami mengobrol sambil menikmati hidangan iga bakar yang terkenal itu, sluurrp.

Masih asyik mengobrol namun malam semakin larut dan kami akhirnya pamit untuk istirahat di kamar. Badan letih , perut kenyang, udara sejuk dengan pemandangan sawah yang luas, plus kasur yang bersih. Tidak ada lagi yang bisa kami lakukan selain… zzzz.

516 KM today, both motorcycles are in superb condition, stage 1 completed. 

Comments»

1. ermy - April 18, 2013

josss.. pionya no trouble kn om? abiz brp liter masing” om?

2. apri - April 20, 2013

joss..pernah jg jakarta-jogja lewat pantura-semarang..naek supra mprit jalan sekitar 70kpj..rasane ky ra tekan2…berangkat dr jakarta jam 7 malem nyampe jogja jam 2 siang….

3. system - April 20, 2013

pionya mantap<kepngen punya pio yang 2004 seperti itu,salam anak salatiga warak

4. MotoGPPlanet - April 24, 2013

Agan yang punya warung, ijin share ya…thanks. Penggemar MotoGP join yuk di http://www.facebook.com/MotoGPPlanet

5. Agung Wahyudi - October 31, 2013

Wah, sy jg langganan makan di joglo bu Rini kalo lewat Salatiga…makanannya enak, harga cukup masuk akal, & tempatnya sangat nyaman…. Sy jg pernah mudik jkt-semarang pake GL Max berknalpot variasi tiger, jadi suaranya ngebut, tp larinya mentok 100 kpj….:D


Leave a comment